Laman

Minggu, 10 Agustus 2014

Ditemukan : Air Segar Untuk Indonesia Sehat!

gizipp gixipp air segar water

"Pak.. Paaak! Oi! Pak... Pak Jokooowi!!!"

Ah! Maafkan kelancanganku untuk memanggil bapak dengan begitu kasual. Ini jelas bukan 4 tahun yang lalu, yaitu ketika aku menyusup sebagai bagian dari blogger bengawan dan diundang makan[1. Purwaka, "Kemlu, Blogger, Diplomasi", Bloentank Poer. 2010]. Yang kuingat kala itu, aku terlena untuk lebih fokus untuk menyantap hidangan istimewa itu dibandingkan untuk sekedar berjabat tangan apalagi mendengarkan celotehan bapak yang sangat tidak istimewa... *pause dua detik* *play* ...kala itu.

Sungguh pak!

Perihal ini sudah menjadi postulat di sanubari anak kost bahwasanya bertemu makanan gratis nan sedap adalah jauh lebih istimewa dibanding bertemu pejabat negara. Mohon dimaklumi pak.

Namun pak, ijinkanlah aku bercerita sedikit saja bukan tentang aku ataupun bapak.

Melainkan tentang air.

Air dan Pesan Rahasia


Aku kemarin jalan-jalan. Jalan-jalan kemana nih?

Ialah ke pabrik AQUA bertajuk #ngablogburit[2. BlogDetik.  "Kopdar Blogger Sambil Berbuka Puasa Bersama di Pabrik Aqua Klaten" DetikCom. 2014] dan terjadilah bincang-bincang hangat tentang air. Satu hal yang kudapati menarik yakni sesungguhnya air adalah sebuah keajaiban.

Lho bagaimana ceritanya?

Sebenarnya ini wacana lama. Aku sendiri agak sudah tahu hingar-bingarnya semenjak sebuah buku[3. Emoto, Masaru and A. Thayne David. “The Hidden Messages in Water”. 2001.] tentang air beserta pesan rahasianya plus film dokumenter[4. Arntz, William, et al. What The Bleep We Do Know”.  USA. 2004.] terkait cukup ramai digembor-gemborkan dan menjadi fenomenal agak kontroversial bertahun lalu[5. Tiller, William. What the Bleep do we Know!?: A Personal Narrative. Vision In Action. 2 (2004): 3-4].

Ya namun memang baru akhir-akhir ini gegara #BincangAir kemarin sajalah aku mulai baca-baca sedikit serius, mendalami dan mencoba memaknainya.

Lantas?

Ialah air tersebut dikristalkan dalam suhu tertentu, lalu diamati dengan mikroskop dengan kekuatan lebih dari 500 kali pembesaran[6. Emoto, Masaru. “How to Take a Water Crystal Photograph”. Masaru Emoto Diary, Archived by Web Archive. ]. Lalu diamati kristal-kristal air yang terjadi. Yang menakjubkan adalah, kristal air ini memiliki pola-pola dan terbentuk karena kondisi dan situasi tertentu. Kristal-kristal air ini berubah bentuk sesuai dengan sekitar. Jika sekitar jelek, maka polanya ikut jelek. Jika sekitar baik, maka polanya ikut baik. Dan bahkan air dapat mempengaruhi kesehatan dan kesakitan seseorang[7.  Emoto, Masaru. “Healing with Water.” The Journal of Alternative and Complementary Medicine. 10.1 (2004) 19-21]. Beberapa tahun kemudian, temuan mencengangkan ini diteliti ulang oleh bangsa Barat dengan perlakuan yang berbeda[8. Radin, Dean, et al. “Double-blind test of the effects of distant intention on water crystal formation.Explore: The Journal of Science and Healing. 2.5 (2006): 408-411.] dan berbeda lainnya[9. Radin, Dean, et al. “Effects of distant intention on water crystal formation: A triple-blind replication.” Journal of Scientific Exploration. 22.4 (2008): 481-493.] pula.  Adapun tetangganya negara Jepang, yaitu Korea Selatan juga melakukan penelitian tentang pengaruh air yang dikondisikan sedemikian rupa terhadap gula darah, DNA[10. Lee, Hye-Jin, and Myung-Hee Kang. “Effect of the magnetized water supplementation on blood glucose, lymphocyte DNA damage, antioxidant status, and lipid profiles in STZ-induced rats.” Nutrition Research and Practice. 7.1 (2013): 34-42.] dan macam-macam lainnya.

Sungguh menakjubkan.

Bukan sekedar airnya juga sih. Melainkan menakjubkan melihat orang-orang ingin percaya bahwa air itu menakjubkan. Artinya, sungguh benar bahwa orang ingin percaya bahwa temuan ini benar.

Bukankah itu menakjubkan?

Ini adalah persoalan intuisi, niat dan pengaruh energi ke energi lainnya. Jangan-jangan mungkin benar air adalah perantara yang digunakan Sang Pencipta untuk menyalurkan keajaiban dan mukjizat darinya dengan cara... terlampau sederhana, yang sehingga makhluknya tidak menyadarinya.

Atau terlalu rumit?

Indonesia dan Kesatria Rasa Semar


Baru-baru ini seseorang dengan bimbang untuk tidak lagi memanggilnya dengan sebutan Mas[11. Yudono, Jodhi. Kepada Mas Joko Widodo”. Kompasiana. ]. Dan begitu juga aku, dan sedikit rasa merinding dengan bayangan 5 tahun kedepan tentang Indonesia dan keajaibannya. Dan masihkah bisa kupanggil, pak… pak… pak?

Bukan kebetulan air dan tubuh manusia adalah hal yang menarik. Dan dengan 70% tubuh manusia berisikan air, maka cukup benar bahwa intuisi dan niat baik adalah esensi penting bagi manusia itu sendiri dan sekitar. Ketika kita berintuisi baik, maka sekitar dan dirimu menjadi baik. Jika kita berintuisi jelek, maka sekitar dan dirimu menjadi jelek.

“Ojo cedhak kebo gupak!”

Bukan kebetulan juga Indonesia, dengan 75,32% wilayahnya adalah air[12. Kementrian Kelautan dan Perikanan. Data Pokok Kelautan dan Perikanan 2009 Pusat Data, Statistik dan Informasi. (2010): 4]. Dan beberapa air segar sedang mengalir, mengalir hidup, berubah, dan bergerak memberikan harapan agar untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Mencoba mengalirkan energi positif, dari manusia ke manusia lainnya.

Manusia Bumi.

Manusia Indonesia.

“Air sungai tetap murni karena dia bergerak.

Bila terperangkap, air akan mati.

Karena itu, air harus selalu beredar.

Jadi, bila emosi Anda mengalir ke seluruh tubuh, Anda merasakan perasaan gembira dan Anda bergerak menuju sehat secara fisik.

Bergerak, berubah, mengalir - inilah sebenarnya hidup.” Ujarnya siapa?

Siapa-siapa saja.

Air Segar Untuk Indonesia Sehat


Dan jika kita benar merasa orang Indonesia, setidaknya harapan ini tidak akan putus. Karena nampaknya sudah seharusnya kita menolak tidak percaya kita sudah menemukan air segar untuk Indonesia… yang lebih sehat. Dan bukankah ini sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga air segar tersebut? Agar tetap sehat, bergerak, berubah, mengalir dan memberikan kesehatan yang dirasakan seluruh warga di Bumi Pertiwi.

Segar!

69 tahun lho pak!

Bukankah begitu lho pak?

Dan mohon maaf sekali lagi, izinkanlah aku menyebut Pak Jokowi untuk terakhir kali pak, pak, pak Jokowi! Di kesempatan berikutnya, yaitu setelah bapak dilantik… akan aku coba sekali-kali aku panggil bapak dengan sebutan terhormat...

Pak Presiden RI Ke Tujuh...

...

...

... yang kurus ceking kayak saya. Tetap segar ya pak! Semoga siswa SD tetap konsen belajar tidak ketawa-ketiwi lihat foto Anda terpampang lucu di depan kelas mereka. Atau itukah penyegaran sesungguhnya?

Semoga.

EXTRA


Changelog



  • 24/7/2014. Inisiasi partikel di localhost, serta idea and reference gathering!  [Playlist: Family Day - Family Outing]

  • 30/7/2014. Pembuatan sub partikel dan penambahan sana-sini.

  • 3/8/2014. Penambahan ilustrasi lain-lain dan rombak sana-sini plus penambahan reference.

  • 10/8/2014. Publish partikel sementara ke digitalsphere!

  • 31/8/2014. Permak ketok mejik!


Work Cited and Reference

13 komentar:

Budi S. Samita mengatakan...

Saya pikir airnya air apa, ternyata... bagus gan. :D

Budi S. Samita mengatakan...

Saya pikir airnya air apa, ternyata... bagus gan. :D

Dina F mengatakan...

Setuju!


Indonesia butuh penyegar kerongkongan dan akar-akar seluruh rakyat Indonesia. =))

Dina F mengatakan...

Setuju!


Indonesia butuh penyegar kerongkongan dan akar-akar seluruh rakyat Indonesia. =))

Sulistyono mengatakan...

Menurutku, jika semua orang punya kesadaran terhadap kewajiban dan tugas individu masing-masing, semua akan menjadi lebih mudah. Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana agar semua orang sadar bahwa setiap orang memiliki peran-perannya masing dalam kehidupan. Dalam hal ini konteksnya dalah warga negara Indonesia dan bagaimana mereka sadar harus mewariskan air untuk generasi penerus kita. :D

Sulistyono mengatakan...

Menurutku, jika semua orang punya kesadaran terhadap kewajiban dan tugas individu masing-masing, semua akan menjadi lebih mudah. Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana agar semua orang sadar bahwa setiap orang memiliki peran-perannya masing dalam kehidupan. Dalam hal ini konteksnya dalah warga negara Indonesia dan bagaimana mereka sadar harus mewariskan air untuk generasi penerus kita. :D

GIZIPP mengatakan...

Air AQUA bung! *tos*

GIZIPP mengatakan...

Yang segar memang menyegarkan ialah penyegaran... *wuopo*

GIZIPP mengatakan...

Air AQUA bung! *tos*

GIZIPP mengatakan...

Yang segar memang menyegarkan ialah penyegaran... *wuopo*

GIZIPP mengatakan...

Terimakasih atas wejangannya yaaa... *manggut-manggut*

GIZIPP mengatakan...

Terimakasih atas wejangannya yaaa... *manggut-manggut*

Gigie Papaw mengatakan...

Belajar dari air :) Thanks for writing

Posting Komentar

Meninggalkan jejak tidak dilarang karena eksistensi diri adalah lumayan.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *